Islam
sebagai agama rahmatan lil 'alamin tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan
Allah (hablum minallah), tetapi juga hubungan manusia dengan sesama (hablum
minannas) dan alam semesta (hablum minal ‘alam). Namun, fenomena umat Islam
saat ini menunjukkan kecenderungan berlebih pada ibadah-ibadah seremonial yang
terkadang membutuhkan biaya fantastis, sementara kepedulian terhadap sesama
manusia dan lingkungan sering kali terabaikan. Hal ini perlu menjadi bahan
renungan mendalam agar kita dapat kembali pada esensi ajaran Islam yang
sesungguhnya.
Islam
tidak melarang umatnya untuk mengadakan acara-acara seremonial seperti perayaan
maulid, isra' mi'raj, atau pembangunan masjid megah. Namun, sering kali acara
tersebut lebih menonjolkan aspek kemegahan dan formalitas dibandingkan esensi
spiritualnya. Padahal, Rasulullah ﷺ mengingatkan umatnya untuk senantiasa
mengedepankan kesederhanaan dalam beribadah. Dalam sebuah hadits, beliau
bersabda:
Pesan
ini mengajarkan bahwa kemuliaan ibadah terletak pada ketulusan hati dan amal,
bukan pada kemewahan acara atau besar kecilnya biaya yang dikeluarkan.
Islam
sangat menekankan pentingnya kepedulian terhadap sesama manusia, terutama
kepada mereka yang tidak mampu dan menjadi korban ketidakadilan. Allah
berfirman dalam Al-Qur'an:
Ayat
ini menunjukkan bahwa memberi kepada yang membutuhkan adalah wujud nyata dari
ibadah sosial yang sangat dianjurkan dalam Islam. Bahkan, dalam banyak hadits,
Rasulullah ﷺ menjadikan amal sosial sebagai tanda kesempurnaan iman seseorang.
Selain
manusia, Islam juga memandang alam sebagai bagian dari amanah yang harus
dijaga. Kerusakan lingkungan yang terjadi akibat kelalaian manusia akan
berdampak langsung pada kesejahteraan umat. Allah berfirman:
Ketika
lingkungan dirusak, dampaknya adalah kemiskinan, bencana, dan kesengsaraan bagi
manusia. Oleh karena itu, menjaga lingkungan sejatinya adalah bagian dari
ibadah yang tak terpisahkan dari keimanan.
Umat
Islam perlu menyeimbangkan antara ibadah ritual dan amal sosial. Rasulullah ﷺ
mencontohkan kehidupan yang penuh keseimbangan. Beliau rajin melaksanakan
shalat, puasa, dan dzikir, tetapi juga menjadi pelopor dalam kepedulian
terhadap fakir miskin, anak yatim, dan perlindungan terhadap alam.
Sebagai
umatnya, kita harus meneladani langkah ini dengan mengalokasikan lebih banyak
sumber daya dan waktu untuk membantu sesama dan menjaga lingkungan. Islam tidak
melarang perayaan keagamaan, tetapi jangan sampai hal tersebut mengabaikan
tanggung jawab sosial yang jauh lebih penting. Ingatlah pesan Rasulullah ﷺ:
Islam
mengajarkan umatnya untuk menjalankan ibadah yang seimbang, baik secara ritual
maupun sosial. Ibadah seremonial tidak salah jika dilakukan dengan niat yang
tulus dan tidak berlebihan. Namun, kepedulian terhadap manusia dan lingkungan
harus menjadi prioritas utama karena hal tersebut merupakan bagian dari hakikat
ajaran Islam yang sejati. Mari kita jadikan ajaran ini sebagai panduan dalam
menjalani kehidupan, agar keberadaan kita di muka bumi membawa manfaat, bukan
kerusakan.