KH. Afifuddin Muhajir, Wakil Ra’is Aam PBNU dan Naib Mudir Ma’had Aly Situbondo, menyampaikan pesan penting bagi para netizen untuk senantiasa bijak dalam menggunakan media sosial. Beliau mengingatkan bahwa setiap unggahan atau tulisan yang kita buat memiliki konsekuensi abadi, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat. "Seharusnya kita tidak menulis apapun di medsos kecuali yang membuat kita senang dan bahagia di akhirat," tegas beliau. Pesan ini diperkaya dengan kutipan syair:
وما من كاتب إلا سيبلى
ويبقى الدهر ما كتبت يداه
فلا تكتب بخطك غير شيء
يسرك في القيامة أن تراه
"Setiap penulis pasti akan wafat, namun tulisannya akan tetap abadi. Maka janganlah menulis kecuali hal-hal yang membuatmu bahagia di hari kiamat."
Syair ini berasal dari salah satu kitab karya Sheikh Yusuf Al-Qardhawi, yang menekankan tanggung jawab moral seorang penulis terhadap dampak tulisannya.
Di tengah maraknya kebebasan berekspresi, netizen diingatkan untuk tidak terjebak dalam euforia menulis tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya. Ujaran kebencian, hoaks, atau tulisan yang memecah belah dapat menjadi penyesalan yang berkepanjangan. Sebaliknya, unggahan yang menginspirasi, mendidik, dan membawa kebaikan akan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir. Dengan menjadikan akhirat sebagai tujuan, netizen diajak untuk menggunakan media sosial sebagai sarana menyebarkan kebaikan, bukan sekadar panggung eksistensi. Mari bijak menulis, agar setiap kata yang kita tinggalkan menjadi warisan berharga yang membawa manfaat dan kebahagiaan di dunia serta akhirat.