Bulan
Rajab merupakan salah satu bulan yang sangat dimuliakan dalam Islam. Nama
“Rajab” berasal dari kata “tarjib” yang bermakna pengagungan.
Dalam kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam Al-Ghazali, bulan ini disebut
dengan berbagai nama yang menggambarkan keistimewaannya. Salah satu nama bulan
Rajab adalah “Al-Ashab”, yang berarti curahan rahmat Allah yang
turun dengan deras kepada orang-orang yang bertaubat di bulan ini. Selain itu,
bulan ini juga disebut “Al-Ashamm”, karena pada bulan ini tidak
terdengar suara peperangan, menandakan bahwa bulan ini dipenuhi dengan
kedamaian.
Diriwayatkan
bahwa Rajab adalah nama sebuah sungai di surga yang airnya lebih putih
dari susu, lebih manis dari madu, dan lebih dingin dari es. Tidak ada yang
dapat meminum air dari sungai tersebut kecuali orang-orang yang berpuasa di
bulan Rajab.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"رَجَبُ شَهْرُ اللَّهِ، وَشَعْبَانُ شَهْرِي، وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِي"
“Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku, dan Ramadan adalah bulan
umatku.”
Makna Huruf Rajab Menurut Ulama Isyarat
Para
ulama isyarat memberikan penafsiran tentang makna yang terkandung dalam tiga
huruf kata “Rajab”:
- Ra’ (ر) adalah lambang rahmat Allah yang luas.
- Jim (ج) melambangkan dosa dan kejahatan hamba.
- Ba’ (ب) melambangkan kebaikan Allah yang meliputi
segala sesuatu.
Seolah-olah
Allah berfirman:
“Aku menjadikan dosa hamba-Ku berada di antara rahmat dan kebaikan-Ku.”
Keutamaan Puasa di Bulan Rajab
Puasa di bulan Rajab memiliki
keutamaan yang besar. Dalam kitab Mukasyafatul Qulub, disebutkan bahwa
Rasulullah ﷺ bersabda:
"مَنْ صَامَ يَوْمَ السَّابِعِ وَالْعِشْرِينَ مِنْ رَجَبَ كُتِبَ لَهُ
صِيَامُ سِتِّينَ شَهْرًا"
“Barang siapa berpuasa pada tanggal 27 Rajab, maka akan dicatat baginya
pahala seperti puasa selama 60 bulan.”
Hari
tersebut merupakan hari bersejarah, yaitu hari pertama turunnya malaikat
Jibril kepada Nabi Muhammad ﷺ membawa wahyu. Pada malam itu pula terjadi
peristiwa Isra' dan Mi'raj, sebuah perjalanan spiritual yang sangat
penting dalam sejarah Islam.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
"اعْلَمُوا أَنَّ رَجَبَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُعَظَّمِ، فَمَنْ صَامَ
يَوْمًا مِنْهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا فَإِنَّهُ يَنَالُ رِضَى اللَّهِ
الْأَكْبَرِ"
“Ketahuilah bahwa Rajab adalah bulan Allah yang mulia. Barang siapa berpuasa
satu hari di bulan Rajab dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka ia
akan mendapatkan ridha Allah yang paling besar.”
Rajab Sebagai Salah Satu Bulan Haram
Dalam
Islam, terdapat empat bulan yang disebut sebagai bulan haram (bulan suci
yang dihormati). Bulan-bulan tersebut adalah:
- Dzulqa’dah
- Dzulhijjah
- Muharram
- Rajab
Keempat bulan ini disebutkan dalam
firman Allah:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
"Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan dalam
ketetapan Allah sejak Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan
haram."
(QS. At-Taubah: 36)
Tiga
dari bulan haram tersebut datang secara berurutan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan
Muharram), sedangkan bulan Rajab berdiri sendiri di tengah-tengah tahun,
menunjukkan kemuliaan dan keistimewaannya yang tersendiri.
Kisah Wanita Shalihah di Baitul Maqdis
Dalam
kitab Mukasyafatul Qulub, Imam Al-Ghazali menceritakan kisah seorang
wanita shalihah yang tinggal di Baitul Maqdis. Wanita tersebut memiliki
kebiasaan membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 12.000 kali setiap hari
selama bulan Rajab.
Selain
itu, selama bulan Rajab, ia selalu mengenakan pakaian dari kain wol,
sebagai simbol kesederhanaan dan ketaatan kepada Allah.
Ketika
wanita tersebut sakit menjelang ajalnya, ia berpesan kepada anaknya agar kain
wol tersebut digunakan sebagai kafan untuk dirinya. Namun, sang anak
memakamkan ibunya dengan kain kafan yang lebih bagus.
Malam harinya, sang anak bermimpi
melihat ibunya yang tampak tidak senang. Dalam mimpi itu, sang ibu berkata:
"Aku tidak ridha denganmu. Aku ingin dikuburkan dengan kain wol yang
telah menemaniku dalam ibadah di bulan Rajab."
Bulan
Rajab merupakan waktu yang sangat istimewa untuk meningkatkan amal ibadah,
terutama puasa, dzikir, dan taubat. Rajab disebut sebagai bulan Allah,
yang menjadi awal dari rangkaian bulan suci lainnya hingga Ramadan.
Dengan
memperbanyak amal kebaikan di bulan Rajab, seorang hamba dapat memperoleh
curahan rahmat dan ampunan dari Allah. Mari kita manfaatkan bulan ini dengan
memperbanyak ibadah, meneladani Rasulullah ﷺ, dan memperbaiki hubungan kita
dengan Allah.
Semoga
kita termasuk orang-orang yang mendapatkan keberkahan dan ridha Allah di bulan
Rajab ini. آمين يا رب العالمين.