Dalam beberapa tahun terakhir, Kota Bekasi menghadapi tantangan serius terkait keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Kenakalan remaja yang manifestasinya terlihat dalam tawuran, begal, serta peredaran obat-obatan ilegal seperti tramadol dan heximer, menjadi sorotan penting. Selain itu, masalah toko minuman keras yang beroperasi tanpa izin di zona yang tidak sesuai, serta kurangnya pengawasan terhadap anak-anak dalam menggunakan teknologi, turut memperburuk situasi.
Kenakalan Remaja dan Tawuran
Tawuran antar kelompok remaja sering kali mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka. Menurut data dari kepolisian, angka tawuran di Kota Bekasi meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Ini menunjukkan adanya kegagalan dalam pendidikan karakter dan pengawasan orang tua. Dosen Psikologi Universitas Indonesia, Dr. Andi Setiawan, menjelaskan bahwa kurangnya perhatian dan komunikasi antara orang tua dan anak dapat memicu perilaku menyimpang. "Anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian cenderung mencari pengakuan dan identitas dari kelompok yang salah," ujarnya.
Peredaran Obat Secara Ilegal
Peredaran obat tramadol dan heximer ilegal di kalangan remaja semakin memprihatinkan. Obat-obatan ini tidak hanya membahayakan kesehatan fisik dan mental remaja, tetapi juga meningkatkan risiko keterlibatan mereka dalam tindak kriminal. "Pendidikan tentang bahaya penyalahgunaan obat-obatan harus dimulai sejak dini, di lingkungan keluarga dan sekolah."
Pengaruh Handphone dalam Kenakalan Remaja
Peran handphone sebagai sarana kenakalan remaja tidak bisa diabaikan. Akses mudah ke media sosial dan konten negatif dapat memengaruhi perilaku anak. Remaja yang memiliki kebebasan menggunakan handphone tanpa pengawasan sering kali terpapar pada berbagai tantangan yang mendorong mereka terlibat dalam perilaku menyimpang. Ahli pendidikan. "Orang tua harus terlibat dalam kehidupan digital anak-anak mereka. Diskusikan konten yang mereka akses dan batasi waktu penggunaan perangkat".
Sepeda Motor dan Kurangnya Pengawasan
Fenomena memberikan sepeda motor kepada anak di bawah umur juga menjadi perhatian utama. Banyak anak remaja yang diberikan kendaraan tanpa adanya pemahaman akan tanggung jawab dan risiko yang menyertainya. Hal ini berpotensi meningkatkan angka kecelakaan dan tindakan kriminal seperti begal. Pendidikan yang komprehensif tentang keselamatan berkendara dan tanggung jawab menggunakan kendaraan harus diberikan kepada remaja, terutama oleh orang tua. "Memberikan kendaraan kepada anak tanpa bimbingan bisa berujung pada masalah serius" .
Minuman Keras dan Zona Penjualan
Keberadaan toko minuman keras yang menjual produk ilegal di wilayah permukiman juga menjadi masalah. Penegakan hukum yang lemah memungkinkan praktik ini terus berlangsung. Pihak kepolisian bersama dengan organisasi keagamaan dan masyarakat perlu berkolaborasi untuk menutup toko-toko tersebut dan memberikan pemahaman tentang dampak negatif alkohol terhadap generasi muda.
Peran Organisasi Keagamaan
Dalam menghadapi permasalahan ini, organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dapat memainkan peran penting. Mereka tidak hanya berfungsi sebagai wadah spiritual, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial. Melalui program pengajian dan pelatihan keterampilan, organisasi ini dapat membantu membentuk karakter remaja, serta memberikan pengetahuan tentang pentingnya hidup sehat dan menjauhi narkoba.
Kota Bekasi memerlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi keagamaan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi generasi muda. Edukasi, pengawasan, dan penegakan hukum yang tegas adalah kunci untuk menanggulangi kenakalan remaja dan meningkatkan Kamtibmas. Mari kita bersama-sama menciptakan Bekasi yang lebih baik untuk masa depan anak-anak kita.